Problem Solving: Arti, Manfaat, Proses, dan Contohnya di Dunia Kerja

Setiap orang pastinya tidak ingin mengalami masalah, termasuk di dunia kerja. Namun, masalah terkadang diperlukan untuk pengembangan diri. Karena itu, kamu harus tahu seluk-beluk bagaimana cara menyelesaikan masalah dengan tepat atau disebut dengan problem solving.

Bisa dibilang,  problem solving skill  adalah salah satu kemampuan   terpenting yang wajib dimiliki oleh setiap karyawan, apapun posisi dan bidang mereka. Temuan dari  National Association of College and Employers (NACE)  pun memperkuat kebutuhan tersebut. Sebab, lebih dari 60% perusahaan mengutamakan kandidat yang memiliki kemampuan  creative problem solving . 

Lantas, apa itu  problem solving dan apa saja manfaat spesifik yang bisa kamu dapatkan dengan menguasainya? Yuk ,  kita pelajari di sini, lengkap dengan cara meningkatkan kemampuan tersebut!

Apa Itu Problem Solving?

Tujuan dan manfaat problem solving, proses problem solving, metode-metode problem solving, tips mengasah kemampuan problem solving, contoh problem solving di dunia kerja.

  • Pertanyaan Seputar Problem Solving ⁠

Pada dasarnya,  problem solving  artinya kemampuan untuk mencari solusi terbaik dari sebuah hambatan atau masalah yang sedang dihadapi.  Problem solving  adalah proses yang memerlukan sejumlah  soft   skill . 

Sesuai dengan pengertian  problem solving , kemampuan tersebut mencakup bagaimana kamu bisa mengidentifikasi permasalahan, menganalisis informasi yang terkait, berpikir kreatif, dan pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan berbagai faktor.  ⁠

Mengingat tujuan  problem solving  adalah untuk mengatasi hambatan dalam hidup, termasuk dunia kerja, menguasai kemampuan ini tentunya akan sangat menguntungkan kamu. 

Manfaat  problem solving  yang pertama adalah kamu bisa mengasah kreativitas serta kepercayaan dirimu. Saat kamu berhasil menyelesaikan masalah yang membuatmu gelisah, kamu akan berpikir bahwa kamu punya kemampuan yang memadai untuk mengatasi rintangan berat lainnya.

Selain itu, ketika kamu harus mengatasi sebuah hambatan, tentunya kamu akan dituntut untuk memutar otak. Inilah yang membuatmu bisa berpikir secara out of the box dan menemukan solusi unik.

Tapi, manfaat dari  creative problem solving tidak hanya akan terasa untuk dirimu sendiri, lho! Justru, karena kamu harus mengambil keputusan yang mempertimbangkan kesejahteraan pihak terkait lainnya, kamu bisa mengasah kemampuan komunikasi dan empati. 

Dengan kemampuan  problem solving , kamu pun juga dapat menjaga hubungan harmonis dengan orang lain. Pada akhirnya, kamu akan merasa lebih puas saat bekerja dan bisa menekan risiko  burnout . Apalagi, mengingat  burnout  bisa menyebabkan banyak masalah kesehatan menurut  WebMD . ⁠

Lalu, bagaimana  problem solving  digunakan untuk membantu memecahkan masalah? Berikut langkah-langkah problem solving yang bisa kamu ikuti:

Memetakan masalah 

Logikanya, kamu tidak bisa memecahkan masalah kalau kamu sendiri tidak tahu apa yang menghambatmu. Maka dari itu, identifikasi masalah menjadi bagian paling penting sekaligus mendasar dalam langkah-langkah  problem solving . 

Di sini, kamu perlu mengetahui apa saja yang ingin kamu atasi secara detail. Misalnya, mungkin kamu ingin bisa datang ke kantor lebih pagi agar tidak terlambat. 

Mengidentifikasi akar penyebab masalah 

Kalau kamu sudah memahami masalah apa saja yang ingin diselesaikan, sekarang kamu perlu mengetahui penyebabnya. Tapi, terkadang sebuah masalah bisa saja terjadi karena lebih dari satu faktor.

Nah, supaya lebih efektif, kamu perlu mengetahui akar terdalam yang memengaruhi semua faktor tersebut.

Misalnya,contoh  problem solving  dalam kehidupan sehari-hari, kamu mengetahui bahwa penyebab utama kamu sering terlambat ke kantor adalah karena terlambat bangun dan terjebak kemacetan di jalan.    

Menetapkan urutan prioritas permasalahan 

Setelah mengetahui apa saja penyebab utama dari masalah yang kamu hadapi, sekarang saatnya kamu membuat daftar prioritas. Daftar prioritas mencakup apa saja aspek yang harus kamu utamakan terlebih dahulu, dan mana yang bisa kamu kesampingkan untuk nanti. 

Masih menggunakan contoh  problem solving  dalam kehidupan sehari-hari agar tiba di kantor tepat waktu, kamu bisa berfokus pada faktor internal dulu.  

Misalnya, karena kamu tidak bisa mengendalikan arus lalu lintas, setidaknya kamu bisa bangun dan berangkat lebih pagi dari biasanya. Nah, agar kamu tidak mengantuk saat bangun lebih pagi, kamu juga harus beristirahat lebih awal. 

Menyusun alternatif solusi 

Terkadang, bisa saja solusi yang kamu pikirkan di awal tidak dapat diterapkan secara efektif karena keadaan tertentu. Jadi, jangan lupa membuat rencana B atau alternatif dari proses pemecahan masalah tersebut. 

Dalam konteks praktik  problem solving  agar tidak terlambat ke kantor, kamu dapat mencari solusi lain seandainya kamu tetap kesulitan bangun jauh lebih pagi dari biasanya. Contohnya, berunding dengan atasan untuk membuat jadwal  kerja  remote   pada hari-hari tertentu atau beralih ke moda transportasi lain. 

Menjalankan solusi dan melakukan evaluasi 

Jika kamu sudah menemukan masalah yang ingin diatasi, penyebabnya, dan berbagai cara untuk mengatasinya, sekarang saatnya untuk menerapkan solusi tersebut. 

Supaya kamu tidak mudah kewalahan, cobalah menerapkan satu solusi pada suatu waktu terlebih dulu, alih-alih semuanya secara bersamaan. Dengan pendekatan problem solving secara bertahap, kamu akan lebih mudah mencari solusi terbaik yang paling efektif dan apa saja yang harus ditingkatkan dari sana. 

Kemudian, terapkan hasil pembelajaran yang kamu dapatkan dari proses evaluasi tersebut dalam keseharianmu agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. ⁠

Ilustrasi metode problem solving.

Dalam dunia profesional, ada banyak teknik problem solving yang bisa kamu gunakan untuk meningkatkan kualitas produk, mencapai target KPI, atau bahkan  meningkatkan hubungan dengan rekan kerja.

Berikut 8 model  problem solving  yang sering dijumpai, yaitu: 

World Cafe 

Cara kerja dari teknik  problem solving  ini sebenarnya tidak berbeda jauh dengan  focus group discussion . Sebab, kamu hanya perlu mengumpulkan setidaknya 12 orang untuk dibagi menjadi 4-5 kelompok kecil per meja. 

Setelah memilih pemimpin diskusi untuk setiap meja, semua orang akan mengetahui pertanyaan apa saja yang perlu dijawab dalam sesi diskusi. 

Kemudian, setiap kelompok akan punya waktu 20 menit untuk berdiskusi sebelum harus pindah ke meja lainnya dan memberi tahu apa yang sudah mereka dapat kepada pemimpin diskusi dari kelompok baru. 

Karena model  problem solving  World Cafe sangat menuntut partisipasi aktif dari setiap anggotanya, metode ini juga bisa menjadi ajang yang baik untuk memperdalam hubungan antar pegawai.

Problem Definition Process 

Selain World Cafe, kamu juga bisa menggunakan Problem Definition Process yang cukup sederhana. Sesuai namanya, metode  problem solving  ini melibatkan kemampuan mengidentifikasi masalah dan menjabarkan proses yang diperlukan untuk mengatasinya. 

Namun, ada satu tambahan yang membuat teknik Problem Definition Process cukup unik. Jadi, setelah memetakan kebutuhan yang ingin dipenuhi, kamu juga perlu menjustifikasi alasan dari keperluan tersebut 

Setelah memetakan urgensi dari masalah yang ditentukan, barulah kamu bisa memahami penyebabnya secara menyeluruh, membuat kalimat singkat dan sederhana yang merangkum esensi masalah tersebut, serta langkah-langkah mengatasinya. 

Six Thinking Hats 

Ingin pendekatan  problem solving  yang lebih menyeluruh dan bisa dilakukan sendirian maupun secara berkelompok? Kamu dapat mencoba teknik Six Thinking Hats yang diciptakan oleh Edward de Bono, seorang dokter, psikolog, dan filsuf dari Malta. 

Sejalan dengan arti namanya, metode  problem solving  ini mengharuskan kamu dan anggotamu menjalani enam peran yang diwakilkan oleh berbagai warna “topi”, yaitu:

  • Topi biru/kondektur: menetapkan agenda dan merangkum diskusi agar tidak melenceng; 
  • Topi hijau/kreatif: mengeksplorasi berbagai ide dari setiap sudut pandang;
  • Topi merah/emosi: mengungkapkan perasaan terdalam tanpa perlu justifikasi logika;
  • Topi kuning/optimis: melihat sisi terang dari masalah yang dibahas dan solusinya;
  • Topi hitam/hakim: mengkritisi setiap solusi untuk meminimalkan risiko. 
  • Topi putih/fakta: mempertimbangkan informasi apa saja yang sudah dimiliki dan apa lagi yang perlu kamu kumpulkan.

Discovery & Action Dialogue (DAD) 

Sama seperti World Cafe, metode DAD sangat menekankan partisipasi aktif anggota kelompok. Sebab, kamu harus menanyakan ketujuh pertanyaan berikut ke setiap partisipan:

  • Bagaimana kamu bisa mengetahui ada masalah A?
  • Bagaimana kamu bisa berkontribusi untuk memecahkan masalah A?
  • Apa yang menghambatmu memecahkan masalah tersebut?
  • Apa kamu kenal seseorang yang bisa memecahkannya dengan konsisten?
  • Apa kamu punya ide?
  • Apa yang harus kamu lakukan untuk mengatasinya? Ada sukarelawan?
  • Ada lagi yang perlu dipertimbangkan? 

Kemudian, di akhir sesi diskusi bersama, orang yang bertindak sebagai notulen akan merangkum wawasan penting dan langkah-langkah konkret yang perlu diambil.

The 5 Whys 

Kalau kamu ingin proses pemecahan masalah yang lebih menitikberatkan pada proses identifikasi akar masalah, The 5 Whys merupakan pilihan yang tepat.  

Alasannya, dengan metode ini, kamu harus membuat lima pertanyaan yang dimulai dengan kata “mengapa” dan berkaitan dengan masalah yang dihadapi. 

Lalu, di setiap poin, kamu akan menggali jawaban dari pertanyaan-pertanyaan sebelumnya. Dengan begitu, kamu bisa menemukan penyebab paling utama dari masalah yang sedang kamu hadapi.

Design Sprint 2.0 

Butuh pendekatan proses penyelesaian masalah yang lebih teknis untuk membuat produk? Design Sprint 2.0 dapat membantumu menemukan solusi nyata dari hambatan yang sedang kamu hadapi. 

Prinsip  problem solving  ini sebenarnya hampir sama dengan Agile yang sering digunakan di perusahaan  startup . Pada dasarnya, kamu akan membuat beberapa kelompok kecil. 

Kemudian, kelompok-kelompok kecil ini akan memetakan masalah yang dihadapi konsumen dan membuat sketsa kerangka dari solusi mereka. Kemudian, dari sketsa tersebut lahirlah prototipe produk fisik. 

Namun, proses Design Sprint 2.0 tidak berhenti sampai di sana saja. Setelah membuat prototipe produk, setiap kelompok masih harus melakukan uji coba mendalam dan meningkatkan kualitas prototipe tersebut dari hasil evaluasi. 

Open Space Technology 

Apakah kamu punya tim berisikan orang-orang yang ahli dan berinisiatif untuk belajar secara mandiri? Kamu bisa melibatkan mereka dengan metode  creative problem solving  seperti Open Space Technology. 

Berbeda dengan metode-metode sebelumnya yang memerlukan arahan spesifik, Open Space Technology justru lebih menekankan kebebasan dan fleksibilitas.  

Sebab, setelah kamu memperkenalkan topik yang ingin dibahas, kamu cukup membiarkan semua orang berdiskusi secara leluasa. Lalu, kamu bisa mendengarkan solusi yang mereka presentasikan sebagai proses penyelesaian masalah.

Lightning Decision Jam

Ilustrasi metode problem solving lightning decision jam.

Bagi kamu yang punya banyak masalah, tapi bingung harus memulai dari mana, ada satu metode untuk membantumu menentukan prioritas, yaitu Lightning Decision Jam. 

Pada metode  problem solving  ini, kamu akan diminta menuliskan semua kekhawatiran, tantangan, dan kesalahan yang pernah dibuat berkaitan topik tertentu di dalam sebuah buku catatan kecil.  

Lalu, kamu dan anggota tim dapat memilih masalah mana yang sekiranya perlu diselesaikan terlebih dahulu. Jika sudah, barulah kamu bisa merancang solusi untuk mengatasinya bersama-sama ataupun sendirian. ⁠

Mengingat  problem solving skill  adalah kemampuan yang sangat diperlukan untuk kehidupan sehari-hari maupun profesional, mungkin kamu sedang mencari cara untuk meningkatkannya. 

Jangan berkecil hati, kamu bisa mencoba tiga tips berikut untuk mengasah kemampuanmu:

Tingkatkan keterampilan teknis 

Pertama dan yang paling penting, kamu perlu mengasah  kemampuan analitik dan deduksi logis untuk bisa menerapkan  problem solving  dengan baik. 

Kalau kamu merasa kedua hal tersebut adalah kelemahan terbesar dalam dirimu, tenang dulu. Kamu bisa mengasahnya dengan rajin membaca buku, memecahkan studi kasus, atau bahkan mengikuti pelatihan  problem solving . 

Temukan peluang-peluang baru 

Salah satu kunci kesuksesan pemecahan masalah adalah kejelian melihat peluang tersembunyi di sekitar. Maka dari itu, kamu harus selalu mencari berbagai kesempatan untuk menjalankan solusimu.

Nah, agar kamu dapat menemukannya dengan lebih mudah, kamu perlu memiliki pikiran yang terbuka dan bisa melihat sebuah isu dari berbagai sudut pandang.  Dengan demikian, kamu akan lebih bersedia  mendobrak zona nyaman  serta mencoba hal-hal baru yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. 

Berfokus pada orang lain 

Sering kali, pengambilan keputusan kita akan berdampak pada nasib orang lain. Oleh sebab itu, saat melakukan  problem solving , pastikan kamu juga mempertimbangkan perasaan, pemikiran, dan situasi mereka. 

Dengan lebih memahami lawan bicara, kamu tidak hanya akan melatih empati untuk menjalin hubungan baik, tapi juga mendapatkan wawasan baru yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah. ⁠

Saat berinteraksi dengan banyak orang di sebuah organisasi, kamu akan berhadapan dengan berbagai tantangan. Supaya kamu lebih siap menghadapinya, berikut berbagai contoh kasus problem solving  dalam organisasi secara nyata: 

Contoh 1: Deadline mepet dan beban kerja banyak 

Salah satu contoh  problem solving yang akan sering kamu jumpai di dunia profesional adalah tugas yang menumpuk dengan tenggat waktu berdekatan. Jika kamu berada dalam situasi ini, jangan panik dulu. 

Pertama, tarik napas agar kamu bisa berpikir dengan jernih. Setelah itu, kamu bisa menggunakan pendekatan pemecahan masalah untuk menentukan daftar prioritas tugas, mulai dari yang paling  urgent  hingga yang bisa dikerjakan nanti. 

Kalau kamu sudah membuat prioritas, sekarang tentukan mana yang sekiranya harus kamu kerjakan sendiri dan mana yang bisa kamu delegasikan kepada rekan kerja. Tapi, pastikan kemampuanmu dan orang yang kamu mintai bantuan sesuai dengan persyaratan teknisnya. 

Contoh 2: Konflik internal dalam tim 

Apa yang harus kamu lakukan ketika hubungan antara anggota tim jauh dari kata harmonis hingga mereka enggan bekerja sama? Langkah pertama untuk  problem solving  dalam organisasi seperti ini adalah dengan mengetahui penyebab dari konflik tersebut. 

Misalnya, mungkin ada perbedaan dalam gaya kerja atau kepribadian orang tertentu yang menyebabkan perselisihan. Tapi, terlepas dari penyebabnya, kamu harus tetap tenang dan mendengarkan sudut pandang dari setiap orang. Hargai pendapat mereka, tunjukkan empati, dan berikan solusi yang menguntungkan kedua belah pihak.

Contoh 3: Rasio turnover tinggi dalam tim

Ilustrasi contoh problem solving untuk menyelesaikan masalah rasio turnover tinggi dalam tim.

 Biaya yang diperlukan untuk mencari karyawan pengganti dan melatih mereka dari awal bisa sangat mahal. Bahkan, menurut estimasi  SHRM , nominal tertingginya bisa mencapai 250.000 dolar AS.

Maka dari itu, kamu perlu segera bertindak saat ada banyak pegawai yang  mengundurkan diri dari tempat kerja  secara bersamaan hingga rasio  turnover  tim kamu meningkat drastis. 

Pertama, ketahui apa saja yang mendorong keputusan tersebut. Terutama, dari segi apakah ada kaitannya dengan kebijakan perusahaan seperti beban kerja, jadwal kerja, dan gaji. 

Kalau kamu sudah memetakan penyebabnya, barulah kamu bisa menyampaikannya kepada petinggi terkait untuk mendiskusikan solusinya bersama-sama agar menguntungkan pegawai. ⁠

Sekarang, kamu sudah memahami esensi dari pengertian  problem solving  dan manfaatnya secara menyeluruh. Intinya, ingatlah bahwa memiliki kemampuan ini akan menguntungkanmu dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari maupun profesional untuk menunjang kesejahteraanmu. 

Untuk mengasah kemampuan tersebut, teruslah berlatih dan belajarlah dari berbagai contoh kasus  problem solving  di kehidupan nyata. Salah satu sumber pembelajaran yang bisa kamu gunakan adalah rubrik  Tips Karier di situs Jobstreet by SEEK. 

Lalu, agar kemampuanmu terus berkembang, jangan lupa terapkan secara nyata di dunia kerja.

Kalau kamu sedang mencari perusahaan yang tepat untuk mengembangkan kariermu, Jobstreet by SEEK menawarkan akses ribuan lowongan pekerjaan yang dapat kamu temukan di website dan aplikasi  smartphone   Android  serta  iOS .  

Setelah mengirimkan lamaran, kamu juga bisa berlatih dengan  alat praktik wawancara supaya lebih siap.  Yuk,  kembangkan dirimu dengan Jobstreet! ⁠

Pertanyaan Seputar Problem Solving

  • Apa yang dimaksud dengan problem solving? ⁠ Problem solving  artinya tindakan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan profesional. ⁠
  • Apa langkah-langkah dalam problem solving? Langkah-langkah problem solving melibatkan identifikasi masalah, penyelidikan akar masalah, pembuatan daftar prioritas pemecahan masalah, analisis informasi, pembuatan solusi, memilih solusi, penerapan solusi, dan evaluasi. ⁠
  • Apa tujuan dari problem solving? ⁠ Tujuan problem solving adalah untuk mengatasi hambatan yang membuatmu kesulitan memenuhi kebutuhan penting atau meraih pencapaian tertentu. ⁠
  • Bagaimana cara meningkatkan kemampuan problem solving? ⁠ Untuk meningkatkan skill problem solving, kamu bisa rutin membaca buku, mempelajari studi kasus, dan mengikuti pelatihan khusus. ⁠
  • Strategi apa yang harus dilakukan dalam problem solving? ⁠ Terlepas dari metode yang digunakan, kamu harus bisa menganalisis informasi, melakukan riset, dan mempertimbangkan pendapat orang lain supaya keputusanmu bersifat objektif serta menguntungkan semua pihak. ⁠
  • Mengapa strategi problem solving di dunia kerja diperlukan? ⁠ Selain meningkatkan peluang mendapatkan pekerjaan, mengetahui strategi problem  ⁠solving yang tepat akan membantumu mencapai target dan menjaga ⁠hubungan baik  ⁠dengan orang lain. ⁠
  • Apa langkah terakhir dalam problem solving? ⁠ Langkah terakhir dalam problem solving adalah menerapkan solusi yang sudah dirancang dan mengevaluasi efektivitasnya.

Telusuri istilah pencarian teratas

Populer di jobstreet, jelajahi topik terkait, berlangganan panduan karir.

  • Proses Rekrutmen
  • CV & Portofolio
  • Tips Interview
  • Skill & Upskilling
  • Tools & Penunjang Kerja
  • Tips Tempat Kerja
  • Ketenagakerjaan
  • Tren & Info Industri
  • Mengatur Keuangan
  • Karyawan Baru
  • Eksplorasi Karier
  • Profil Profesi
  • Perkembangan Karier
  • Panduan Akademis
  • Info & Tips Beasiswa
  • Kegiatan & Organisasi Kampus
  • Seputar Kuliah
  • Artikel Expert
  • Dari Glints
  • Lowongan Kerja
  • Dunia Kerja
  • Skills Profesional
  • Tips Karier

Problem Solving: Arti, Proses, Contoh, Manfaat, dan Tips Tingkatkannya

problem solving process facilitator adalah

Isi Artikel

Banyak orang yang mengira bahwa problem solving atau pemecahan masalah adalah suatu  skill  yang dapat diasah lewat praktik.

Padahal, hal ini kurang tepat, lho. Meski merupakan bagian dari soft skill , kamu bisa belajar penyelesaian persoalan layaknya hard skill .

Kira-kira, mengapa bisa begitu? Ketahui jawabannya dengan menyimak penjelasan Glints di bawah ini.

Apa Itu Skill Problem Solving?

Seperti namanya, problem solving adalah sebuah kemampuan untuk mencari solusi atas segala halangan dari tujuanmu. 

Semakin baik kamu menguasai skill ini, semakin cepat dan efektif pula persoalanmu selesai. Hal ini juga berlaku sebaliknya.

Metode Problem Solving

Mengutip dari Session Lab dan Chanty , berikut adalah beberapa metode yang bisa digunakan untuk pemecahan masalah.

1.  Brainstorming

Salah satu metode yang ampuh untuk memecahkan masalah adalah  brainstorming .

Ketika melakukan  brainstorming , kamu dan rekan kerja mencari solusi kreatif untuk suatu masalah.

Sehingga, metode ini mendorong setiap orang yang terlibat untuk menyampaikan idenya.

Setelah terkumpul, ide-ide tersebut bisa digabungkan atau diolah untuk menjadi satu solusi utama.

2. 6  thinking hats

Six thinking hats  adalah metode  problem solving  selanjutnya.

Dalam metode ini, kamu dan rekan kerja silih berganti mencoba menghadapi suatu masalah dari beragam perspektif.

Adapun perspektif yang digunakan seperti;

  • fakta dan data
  • solusi kreatif
  • hal positif dari suatu solusi
  • hal negatif dari suatu solusi

Fakta-fakta tersebut jadi pendorong dan pendukungmu dalam mencari solusi.

3.  The 5 whys

Metode  problem solving  lain yang bisa kamu gunakan bersama rekan kerja adalah  the 5 whys .

Dalam metode ini, kamu cukup meng- highlight  masalah yang akan dipecahkan.

Lalu, tanyakan pada dirimu dan tim “mengapa” masalah tersebut bisa terjadi. Setelah itu, terus tanyakan “mengapa” atau “ why ” sebanyak 5 kali.

Namun, pastikan untuk menjawab seluruh pertanyaan dengan objektif. Hal ini dapat membantumu capai akar dari permasalahan yang sedang dihadapi.

4.  Lightning decision jam

Dalam metode ini, kamu dan rekan kerja masing-masing menulis tantangan, kekhawatiran, atau kesalahan dalam sebuah catatan kecil.

Kemudian, tim memilih masalah mana yang diselesaikan dan dituntun untuk melihat masalah tersebut dari sudut pandang baru.

Hal ini memungkinkan kamu dan tim untuk membuat solusi dari masalah yang dipilih.

Metode ini pun memastikan bahwa proses penyelesaian masalah dilakukan secara terfokus dan teratur.

5.  Failure mode and effect analysis

Metode  problem solving  lain yang bisa kamu gunakan adalah  failure mode and effect  analysis .

Dalam metode ini, kamu dan tim mencoba menganalisis setiap elemen dari strategi bisnis dan memikirkan hal-hal terburuk yang mungkin terjadi.

Hal-hal terburuk seperti kenapa strategimu gagal dan kapan terjadinya menjadi pokok bahasan dari pemecahan masalah dalam metode ini.

Dengan melihat kemungkinan terburuk dan seberapa mungkin hal itu terjadi, kamu dan tim bisa mencari solusi dari permasalahan tersebut serta mencegahnya.

Contoh Problem Solving

Berikut adalah beberapa contoh kasus yang sering terjadi di dunia kerja di mana kemampuan  problem solving  sangat dibutuhkan.

1. Menyelesaikan komplain pelanggan

Di kasus ini, jelas sebagai seorang profesional, kamu harus memikirkan bagaimana langkah-langkah menyelesaikan masalahnya.

Meski bisa merujuk ke SOP, tidak jarang komplain konsumen bersifat unik yang juga membutuhkan langkah penyesuaian yang  personalized.

2. Mencari jalan keluar ketika ada alat yang rusak

Contoh yang satu ini mungkin terkesan sepele, tetapi dengan  problem solving skill  yang kurang mumpuni, seseorang bisa saja membuatnya menjadi masalah besar.

Ketika mesin fotokopi di kantor rusak, misalnya, kamu dapat langsung menghubungi tim terkait yang bertugas mengelola peralatan kantor, seperti tim operasional atau  general affair.

Yang pasti, jangan menyembunyikan kejadian tersebut karena justru bisa menghambat pekerjaan orang lain ke depannya.

3. Melakukan kesalahan saat bekerja

Contoh  problem solving  selanjutnya adalah ketika berusaha memperbaiki kesalahan saat mengerjakan tugas.

Langkah penyelesaiannya tentu sangat berbeda-beda, tergantung kesalahan yang dibuat.

Misalnya, kamu salah  upload  konten di media sosial.

Dalam hal ini, tentu langkah pertama adalah langsung menghapus konten tersebut secepatnya, lalu upload  ulang konten yang benar. Kamu juga bisa  post  permintaan maaf atau klarifikasi tambahan.

Jangan lupa untuk menginformasikannya pada tim supaya bisa mengantisipasi dampak ke depannya.

4. Menghadapi rekan kerja yang sulit diajak kerja sama

Tak jarang, permasalahan di tempat kerja muncul akibat interaksi yang kurang baik dengan rekan satu tim.

Situasi seperti ini juga sangat memerlukan kemampuan pemecahan masalah yang mumpuni.

Kamu bisa coba beberapa cara, mulai dari berusaha bangun komunikasi langsung dengannya atau konsultasi ke atasan.

5. Menyesuaikan  deadline  ketika ada tugas mendadak

Situasi seperti ini terkadang tidak bisa dihindari di dunia kerja.

Kamu harus bisa mengatur tugas dan waktumu dengan baik sehingga semua tugas tetap bisa diselesaikan sesuai standar dan  timeline.

Untuk menyelesaikan masalah ini, coba delegasi atau tunda beberapa tugasmu sesuai skala prioritas. Diskusikan ini ke atasan supaya tidak ada miskomunikasi.

Proses Problem Solving

Apakah kamu masih bingung dengan pengertian dari penyelesaian masalah? Tak heran, skill yang satu ini memang abstrak.

Meski begitu, kamu tak perlu khawatir. Glints sudah merangkum langkah-langkah memecahkan masalah dari The Balance Careers . 

Dengan penjelasan ini, kamu tentu bisa lebih menggambarkan semuanya. Ada juga tambahan contoh pemecahan masalah berikut ini agar kamu makin paham.

Misalnya, kamu adalah seorang koki di toko kue. Biasanya, kamu menjual 100 buah roti dan 100 buah bolu kukus dalam sehari.

Sayangnya, hari ini, produksi roti terhambat. Ini tentu bisa merugikan toko roti.

Untuk contoh pemecahan masalah ini, langkah-langkahnya adalah:

1. Analisis situasi

Solusi yang tepat tentu menyasar akar masalah. Oleh karena itu, kamu wajib tahu akar masalah ini dulu.

Dalam tahap ini, kamu membutuhkan skill – skill seperti:

  • pengumpulan data
  • analisis data
  • analisis historis

Oleh karena itu, dalam konteks ini, kamu wajib mencari penyebab masalah di toko kue. Misalnya, ternyata, mesin penggiling adonanmu rusak.

2. Buat daftar solusi

Tahap problem solving selanjutnya adalah mencari jalan keluar. 

Tentu saja, tiap masalah punya jalan keluar yang beraneka ragam. Oleh karena itu, daftar dulu berbagai kemungkinan solusi yang ada, ya! 

Untuk melakukan tahap ini, kamu butuh kemampuan:

  • berpikir kreatif
  • perencanaan proyek
  • desain proyek

Untuk masalah di toko kue, alternatif solusinya adalah:

  • membeli mesin penggiling baru
  • mencoba memperbaiki mesin penggiling
  • tidak produksi roti sama sekali, buat bolu kukus saja
  • tidak produksi bolu kukus, tenaga dan waktu dipakai untuk membuat roti
  • membuat roti tanpa mesin penggiling
  • dan lain-lain

Apa pun yang kamu pikirkan, kumpulkan saja dulu menjadi satu.

3. Pilih solusi terbaik

Sudah menuliskan berbagai alternatif solusi? Sekarang, saatnya memilih yang terbaik di antara pilihan itu.

Ingat, tiap pilihan punya konsekuensinya masing-masing. Terlebih lagi, kadang kala, kamu tak jadi satu-satunya orang yang membuat keputusan. 

Oleh karena itu, dalam tahap problem solving ini, kamu butuh skill :

  • penentuan prioritas

Kita kembali lagi ke contoh pemecahan masalah toko kue. Misalnya, pada hari itu, ada pesanan 50 roti yang harus selesai hari ini.

Akhirnya, kamu memutuskan untuk mengurangi produksi bolu kukus. Ada tenaga ekstra untuk membuat roti pesanan tanpa mesin penggiling.

Ingat, tiap masalah punya konteks yang berbeda-beda. Oleh karena itu, solusi terbaiknya juga berbeda-beda.

Untuk memahami hal ini, Glints akan memberikan contoh tambahan. Misalnya, ternyata, roti yang kemarin masih bersisa. Roti-roti itu juga sangat layak jual.

Kalau begitu, kamu tak perlu membuatnya lagi. Hari ini, fokuskan saja tenaga untuk mengukus bolu-bolu.

Itulah mengapa, penting bagimu memahami konteks persoalan.

4. Rancang rencana

Sudah punya solusi, waktunya eksekusi. Dalam pelaksanaan ini, kamu membutuhkan kemampuan:

  • manajemen proyek
  • manajemen waktu

Nah, saat mengurangi produksi bolu kukus, siapa saja yang dipindah ke produksi roti? Berapa waktu yang dibutuhkan? 

Karena tidak ada mesin, bekerja di dapur tentu menjadi lebih lelah. Kamu juga harus memikirkan waktu istirahat pegawai.

Rencanakan semua ini matang-matang, ya! Dengan panduan yang jelas, solusi yang kamu buat tentu bisa terlaksana dengan baik.

5. Evaluasi

Saat sudah selesai, coba lakukan evaluasi dari solusimu. Apakah jalan keluar itu sudah benar-benar bekerja?

Dalam proses ini, skill yang kamu butuhkan antara lain:

Mengapa Skill Problem Solving Penting?

Kamu sudah memahami pengertian dari skill pemecahan masalah. Nah, sekarang, kenapa kamu harus menguasainya?

Dirangkum dari Cleverism & Institute of Chartered Accountants in England and Wales , ini dia informasinya.

1. Bukti mampu terapkan ilmu

Proses belajar tentu mengasah kemampuan analisis. Secara otomatis, kamu bisa lebih memahami masalah dan mencari solusinya.

Sayangnya, seperti yang sudah Glints singgung, tiap konteks masalah punya solusi yang berbeda-beda.

Nah, realitanya, persoalan punya aneka ragam konteks. Secara otomatis, pemilihan solusinya juga berbeda.

Lalu, apa tanda bahwa kamu mampu memahami konteks dan memilih solusi yang tepat? Skill pemecahan masalah adalah jawabannya.

Belajar merupakan tanda bahwa kamu menguasai teori. Praktiknya bisa dibuktikan lewat skill menyelesaikan masalah.

2. Menarik rekruter

Pemecahan masalah merupakan skill yang terdiri dari berbagai macam sub- skill . Ragam sub- skill ini sudah Glints jelaskan tadi.

Analisis, kreativitas, manajemen proyek, bahkan kolaborasi, termasuk di dalamnya.

Dengan alasan ini, rekruter menyukai orang yang mampu menyelesaikan persoalan. Ia jadi penanda bahwa kamu juga punya segudang skill lainnya.

3. Penting untuk promosi

Salah satu ciri pemimpin baik adalah mampu menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, kalau ingin promosi jabatan, kamu wajib memilikinya.

Tips Meningkatkan Skill Problem Solving

tips meningkatkan skill problem solving

© Freepik.com

Nah, sekarang, bagaimana cara meningkatkan kemampuan ini ? Dirangkum dari Indeed , ini dia tipsnya:

1. Asah skill teknis

Ternyata, kemampuan teknikal atau hard skill bisa membuatmu mahir memecahkan masalah, lho. 

Padahal, problem solving sendiri adalah contoh soft skill . Ternyata, ia tetap tak bisa lepas dari hard skill . Glints sudah menyebutkan hal ini di atas.

Ini bisa terjadi karena, dengan kemampuan teknikal, kamu jadi punya teori. Solusi dari masalah pun bisa lebih mudah dirumuskan.

2. Cari kesempatan baru

Jangan lupa, asah terus kemampuanmu dengan praktik di berbagai tempat. Kamu bisa melakukannya dengan mencari:

  • proyek baru
  • tim yang berbeda dengan sekarang
  • komunitas atau organisasi di luar tempat kerja

3. Perhatikan orang lain

Selain menempa diri, kamu juga bisa mengamati proses pemecahan masalah orang lain, lho.

Coba perhatikan bagaimana atasan atau kolegamu menghadapi persoalan. Siapa tahu, kamu bisa meniru dan memodifikasi pola pemecahan masalah mereka.

Demikian penjelasan Glints soal kemampuan problem solving . Terus asah skill ini agar kariermu makin berkembang, ya!

Kalau kamu mau belajar lebih banyak tentang kemampuan penting di dunia kerja, yuk, baca artikel lainnya dari Glints!

Ada kumpulan artikel yang secara khusus mengulas topik tentang  hard skill  beserta  soft skill  di dunia kerja.

Baik yang berkaitan dengan pekerjaan tertentu maupun  skill yang secara umum dicari banyak perusahaan.

Tertarik? Ayo klik  link  ini sekarang juga untuk baca artikel lainnya!

  • What Are Problem-Solving Skills?
  • Problem solving-Cleverism
  • Problem solving-Institute of Chartered Accountants in England and Wales
  • Problem-Solving Skills: Definitions and Examples

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik salah satu bintang untuk menilai.

Nilai rata-rata 4 / 5. Jumlah vote: 45

Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

We are sorry that this post was not useful for you!

Let us improve this post!

Tell us how we can improve this post?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Artikel Terkait

Unduh App Glints

problem solving process facilitator adalah

Dapetin update secara langsung

Jangan sampai terlewat update loker baru.

Jangan sampai terlewat chat baru dari HRD.

Scan kode QR atau unduh Aplikasi Glints dari

Terima kasih sudah berlangganan! Nantikan info konten terbaru Glints di emailmu.

Maaf, permintaanmu tidak bisa diproses. silakan coba lagi., kategori topik.

  • Pencarian Kerja
  • Kehidupan Profesional
  • Perencanaan Karier
  • Kehidupan Mahasiswa
  • Konten Eksklusif
  • Kabar Glints

Media Sosial

Cari kerja berdasarkan.

  • Nama Perusahaan
  • Paling Banyak Dicari

TAMBAH ILMU & SKILL

  • Title & authors

Siswanto, Belinda D. L. "Peran Expert Prescriber dan Problem Solving Process Facilitator Humas Pemprov Kalsel dalam Melayani Informasi Publik." Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan , vol. 19, no. 3, 2016, doi: 10.46426/jp2kp.v19i3.34 .

Download citation file:

Peran Expert Prescriber dan Problem Solving Process Facilitator Humas Pemprov Kalsel dalam Melayani Informasi Publik Image

This study focuses PR government that has a function as an expert Presciber and Problem Solving Process Facilitator in strengthening the Government Relations function itself. This research was conducted with a qualitative approach with descriptive case study method, this research was conducted at the office of the Public Relations Bureau of the Regional Secretariat of South Kalimantan Province. Last data collection techniques dept interviews using a semi-structured interview, Determination Key Person who used informants in this study taking into-hatikan level of concordance (relevance) between the position / positions and Keter-informant involvement in the process of public information disclosure. The results showed the PR Bureau does not fulfill the role as an expert prescriber in the activities he does. Meanwhile, the role of problem solving process facilitator nothing visible in the PR Bureau, this is because the PR Bureau has not run verification and inventory information to be discussed by senior management. Suggestion of this study Public Relations Bureau of South Kalimantan province can utilize the human resources that already exist to have the ability to perform tasks as a public relations major government and PPID in South Kalimantan province, given the uneven coordination between the Bureau of Public Relations section. The next PR Bureau should be possible to plan a program of activities and their sustainable strategies for the acceleration of public disclosure. Keywords: Public Relations, Government, Expert prescriber, Problem Solving Facilitator precess

Evaluasi Penerapan SIAP\u002DPPDB Online dalam Meningkatkan Mutu Layanan Pendidikan Image

Table of contents

Ngalup Artikel

Apa itu Problem Solving? Proses, Skill dan Metodenya

Photo of author

Artikel ini telah diterbitkan oleh Ngalup Collaborative Network.

Home » Management » Management Skill » Apa itu Problem Solving? Proses, Skill dan Metodenya

problem solving adalah

Namanya juga masih hidup, masalah pasti ada saja apalagi kalau menyangkut tempat kerja. Baik itu masalah teknis sampai masalah yang nonteknis, benar-benar membuat pusing. Namun dengan banyaknya masalah, justru bisa menjadi kesempatan buat karir melejit asal problem solving adalah skill yang harus kamu kuasai.

Oleh karena itulah, artikel ini tepat sekali buat kamu yang ingin mengerti lebih dalam soal apa itu problem solving. Kamu tidak hanya akan memperoleh penjelasan soal definisi problem solving saja tapi juga jenis-jenis, proses berpikir, dan informasi bermanfaat lainnya. 

  • Rahasia Content Guide
  • Content Calendar Paling Simpel
  • Kunci Copywriting Social Media
  • Template Report Keren
  • Panduan Brand Guideline
  • Social Media Content Plan dan Rahasianya
  • 99+ Viral Hooks

Pengertian Problem Solving

pengertian problem solving

Sesuai dengan terjemahannya, problem solving adalah aspek yang menunjukkan seberapa baik kamu dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang terjadi. Bagaimana kamu dapat melihat celah untuk menyingkirkan permasalahan yang menjadi penghambat dalam mencapai tujuan yang kamu inginkan.

Dengan demikian, semakin tinggi level kemampuanmu dalam aspek ini maka seharusnya akan semakin efisien caramu dalam menuntaskan masalah. Akan tetapi juga kembali lagi tergantung pada seberapa kompleks masalah yang harus kamu hadapi. Tentunya akan membutuhkan waktu dan effort yang lebih banyak apabila masalahnya semakin sulit 

Proses Problem Solving

proses problem solving

Tentu sangat menyenangkan bukan kalau bisa menjadi problem solver yang andal? Citramu pasti meningkat di mata atasan maupun rekan kerja. Kalau sudah begitu maka peluang karirmu untuk terbang lebih tinggi lagi juga semakin besar.

Tapi jangan cuma bayangkan yang enaknya saja. Kamu juga harus siap dengan tantangannya karena melakukan problem solving adalah tidak mudah. Ada 6 tahapan dalam proses menyelesaikan masalah yang harus dilewati sampai menemukan solusi yang jitu.

1. Memetakan Permasalahan Dengan Jelas

Tahapan pertama dalam problem solving adalah memetakan semua permasalahan yang terjadi secara tertulis. Terlihat sepele tapi langkah ini cukup krusial karena dari pemetaan, kamu bisa memprioritaskan mana masalah yang perlu ditangani dulu. Fokusmu tidak akan sampai terpecah ke mana-mana. 

Secara lebih mendalam, memetakan masalah bukan hanya memilih mana yang harus diselesaikan dulu. Di sini kamu juga akan melakukan pengungkapan pada masalah tersebut dengan cara : 

  • Mencari apa yang menjadi pemicu masalah terjadi 
  • Menganalisis SOP dan policy dari perusahaan khususnya dalam hal penanganan masalah
  • Mengajak sebanyak mungkin tim supaya mendapatkan lebih banyak informasi
  • Menghimpun semua informasi untuk mulai menelisik permasalahan  

2. Memilah-Milah dan Memilih Solusi yang Tepat 

Keuntungan dalam membuat kelompok diskusi dalam problem solving adalah tidak hanya dapat informasi tapi juga berbagai-bagai usul solusi. Namun tentunya kamu sebagai pengambil keputusan harus mempertimbangkan secara matang setiap solusi yang masuk. 

Pastikan solusi yang kamu pilih benar-benar akurat dengan tujuan yang kamu canangkan dan tidak sampai timbul masalah baru. Selain itu perhitungkan pula masalah seberapa banyak sumber daya yang harus kamu kerahkan untuk menjalankan solusi tersebut. 

Jangan lupa, kamu harus bedakan mana solusi yang buat jangka panjang dan jangka pendek. Meskipun seperti yang sudah disebutkan di atas, idealnya dalam menyelesaikan masalah adalah solusi jangka pendek tapi yang jangka pendek tetap dibutuhkan.

Melaksanakan solusi jangka panjang biasanya akan membutuhkan sumber daya yang lebih banyak dan perusahaan belum tentu siap untuk itu. Jadi kamu pakai dulu solusi jangka pendek sambil dalam perjalanan mencicil untuk realisasi solusi yang jangka panjang. 

3. Merealisasikan Solusi Ke Dalam Tindakan Nyata

Tahapan inti dari problem solving adalah yaitu merealisasikan solusi ke dalam tindakan. Supaya tahap ini dapat terlaksana dengan baik, ada beberapa hal yang harus kamu lakukan :  

  • Membuat rencana/rancangan aksi apa saja yang akan dipakai untuk mewujudkan solusi.
  • Tentukan key performance indicator untuk nantinya menilai seberapa efektif realisasi yang telah dilakukan.
  • Bagi pelaksanaan tiap realisasi ke dalam jadwal yang sistematis.
  • Selalu jaga komunikasi dengan tim agar tidak sampai terjadi salah paham dalam pelaksanaan.
  • Selalu terbuka dengan segala jenis masukan

4. Mengevaluasi Pelaksanaan Problem Solving

Inilah mengapa pada problem solving adalah wajib kamu membuat key performance indicator yaitu untuk mempermudah evaluasi. Dari KPI itu, kamu akan tahu apakah realisasi yang telah terlaksana sudah sesuai dengan tujuan dan apakah berhasil menyelesaikan masalah?

Kalau sudah maka pertahankan ritme kerja yang sudah ada tapi kalau belum maka harus kembali ke langkah kedua untuk mencari alternatif solusi.

Baca juga: 20 Skill yang Harus Dimiliki Fresh Graduate Biar Cepat Dapat Kerja

Manfaat Problem Solving

Lewat penjelasan tahapan problem solving itu, kamu harusnya mengerti sekarang mengapa melakukannya begitu susah. Namun terlepas dari kesusahan itu, tujuan problem solving dilakukan sangatlah besar baik bagi kamu sendiri maupun bagi perusahaan. Apa sajakah itu?

Manfaat untuk Pribadi

  • Tanda Bahwa Kamu Memang Menguasai Ilmu yang Telah Dipelajari

Sudah menjadi hal yang umum kalau apa yang tertulis dalam buku teori seringkali berlawanan dengan yang terjadi di lapangan. Namun bukan berarti teori itu tidak penting ya karena kamu tetap membutuhkan konsep dasarnya.

Oleh karena itu orang yang sangat bagus skill problem solving adalah orang yang berhasil membuktikan kalau dia bukan cuma sekedar text book . Tapi juga mampu mengaplikasikannya untuk memecahkan suatu persoalan.  

  • Membuat Atasan dan HRD Terpesona 

Bagi kamu para profesional, tidak mau bukan karirmu begitu-begitu saja. Pasti menginginkan yang lebih dari sekarang. Baik itu mungkin mendapatkan kenaikan gaji dan pangkat di perusahaan kamu bekerja sekarang atau diterima oleh perusahaan yang lebih baik.

Semua itu bisa kamu peroleh asal problem solving adalah skill yang dapat kamu tunjukkan kepada atasan maupun HRD. Kemampuan ini sudah cukup menjadi bukti bahwa memang kamu berkompeten di bidang itu dan layak mendapatkan “harga”yang lebih. 

Alasannya karena orang yang mempunyai kemampuan problem solving yang baik pasti juga telah menguasai benar kemampuan yang lain. Apa sajakah kemampuan yang berangkat dari problem solving ? Temukan jawabannya di pembahasan berikutnya. 

Manfaat Untuk Perusahaan

  • Membuat Perusahaan Lebih Efektif dan Efisien Dalam Menjalankan Operasional

Oleh karena permasalahan telah teratasi maka sudah tidak ada lagi penghambat yang dapat menghambat produktivitas perusahaan. Solusi telah berhasil membuat cara kerja perusahaan jadi efektif dan efisien, tidak ada lagi problem seperti sebelumnya.

Dalam hal ini bukan perusahaan saja yang memperoleh keuntungan tapi juga bagi karyawan. Mereka dapat mengerjakan tugas dengan lebih tenang dan lebih mudah juga. Di samping itu, bukankah kalau perusahaan mengalami peningkatan omzet, karyawan juga yang akan jadi lebih sejahtera?

  • Menaikkan Citra Perusahaan

Tidak cuma keuntungan materi, perusahaan juga memperoleh keuntungan moral dengan memperoleh penilaian yang bagus dari masyarakat apabila berhasil memecahkan masalah. Contohnya seperti : 

  • Perusahaan mampu membuat produk yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat. 
  • Perusahaan mampu mengatasi pencemaran lingkungan yang meresahkan masyarakat sekitar. 

Skill Problem Solving

skill problem solving

Silakan lihat lagi pada pembahasan “Membuat HRD dan Atasan Terpesona”. Di situ sudah disebutkan sekilas bahwa orang yang memiliki skill problem solving pasti juga menguasai skill lainnya.   Adapun skill yang dimaksud tersebut meliputi : 

1. Kemampuan Untuk Mendengarkan Secara Komprehensif

Makna mendengarkan secara komprehensif adalah kamu mampu memahami dengan baik setiap informasi yang disampaikan oleh atasan mau rekan tim. Kamu tahu bagaimana menampung semua informasi tersebut untuk mempermudah penelisikan masalah.

2. Kemampuan Menganalisis Secara Kritis dan Kreatif

Seberapa baik daya analisis dan kreatif dalam problem solving adalah hal yang sangat mutlak. Kreativitas akan menentukan luas tidaknya sudut pandangmu terhadap suatu masalah. Semakin luas pandangan maka semakin inovatif dan akurat solusi yang dihasilkan.

Di samping untuk melihat masalah, analisis ini juga penting saat kamu menerima informasi dari siapapun. Orang yang memiliki daya analisis tajam tidak akan mungkin menerima mentah-mentah begitu saja informasi-informasi tersebut. . Ia pasti akan mengkajinya lebih lanjut sampai benar-benar memperoleh bukti yang valid. 

3. Kemampuan untuk Berkomunikasi yang Bagus

Komunikasi dalam problem solving adalah tidak membahas mengenai seberapa pandai kamu bicara tapi efektivitasnya. Kamu harus bisa menyampaikan maksudmu dengan baik dan benar secara lisan maupun dalam bentuk tulisan supaya benar-benar dapat dipahami.

 4. Kemampuan untuk Bekerjasama Dalam Tim 

Inilah mengapa kemampuan berkomunikasi sekaligus mendengarkan pada problem solving adalah krusial. Dua kemampuan itu yang akan menentukan bagaimana kamu bisa membaur dalam tim. 

Sepintar apapun kamu tapi kalau tidak mampu mengayomi tim maka akan sia-sia saja. Perlu diingat bahwa kamu hanya pintar dalam sektor tertentu sehingga kamu masih membutuhkan bantuan orang lain. 

Memang tidak mudah bekerja sama karena setiap orang memiliki pemikiran and egonya sendiri yang bisa saling bertabrakan satu sama lain. Namun inilah konsekuensinya karena solusi yang hebat hanya datang dari tim yang hebat bukan one man show .

5. Kemampuan untuk Mengambil Keputusan

Jika dalam suatu permasalahan, Anda mendapatkan kepercayaan menjadi pemimpin maka Anda membutuhkan skill mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. Anda wajib dapat mempertimbangkan segala sesuatunya baik itu jangka panjang maupun pendek. Untuk kemudian menentukan keputusan-keputusan penting seperti : 

  • Menetapkan tujuan pemecahan masalah secara jangka pendek maupun panjang.
  • Memilih solusi yang paling tepat berdasarkan tujuan pemecahan masalah.
  • Perbaikan seperti apa yang harus kamu terapkan apabila hasil evaluasi masih kurang tepat sasaran.

Baca juga: Hard Skill: Pengertian, Contoh dan Cara Meningkatkannya

Metode Problem Solving

Untuk melakukan problem solving adalah tersedia berbagai pilihan metode yang terdiri atas : 

  • Brainstorming

Metode di mana kamu melibatkan semua anggota tim untuk terlibat secara aktif dan kreatif menyampaikan usul dan saran. Dari usul dan saran yang terkumpul itulah kemudian kamu himpun menjadi solusi. 

  • Six Thinking Hats

Untuk yang satu ini metode problem solving adalah kamu lakukan dengan memandang suatu permasalahan dari berbagai sisi. Scuan dari variasi sudut pandang ini berdasarkan pada : 

  • Fakta dan data aktual yang terjadi
  • Tingkat kreativitas solusi
  • Plus dan minus solusi 

Pada metode 5 why dalam problem solving adalah berlandaskan pada “mengapa” untuk menggali suatu permasalahan sampai ke akar-akarnya. Jadi tidak hanya alasan umum mengapa permasalahan sampai bisa terjadi tapi juga terus meruncing ke hal yang lebih spesifik.

Tips Problem Solving

1. tingkatkan kemampuan teknis.

Bagaimana kamu mau menganalisis pada proses problem solving kalau ilmu secara teori maupun aplikasi sebagai landasan berpikir tidak kuat? Jadi sangat penting kamu untuk terus belajar dan memperbaharui pengetahuan pada pekerjaan yang kamu lakukan.

Memang teori buku lebih banyak melesetnya dengan kenyataan tapi setidaknya dari teori bisa menjadi referensi untuk menemukan solusi.

2. Aktif Mengikuti Workshop

Ilmu bisa kamu dapatkan dari manapun , jangan sampai jadi katak dalam tempurung. Perluas pergaulanmu dengan bergabung pada komunitas-komunitas yang baru. Apalagi sekarang banyak sekali komunitas yang tidak sekedar berkumpul tapi juga mengadakan pelatihan-pelatihan yang keren.

Salah satunya komunitas dari Ngalup yang sudah terbukti sebagai salah satu pembuat event terbaik di Kota Malang. Banyak sekali event-event luar biasa yang datang dari sini seperti pelatihan digital marketing untuk santri misalnya. Selain itu juga ada event untuk memberikan training pada mereka-mereka yang sedang merintis perusahaan startup.

Apalagi kini juga ada program baru yang disebut practiclass . Program yang memberi kesempatan kepada kamu untuk menimba ilmu di berbagai pilihan bidang seperti : 

  • Social media specialist
  • Technical support specialist
  • Copywriting

Jangan lewatkan kesempatanmu, yuk gabung ngalup sekarang juga.

3. Meng upgrade Pola Pikir

Sekeras apapun kamu berpikir, ide-ide yang fresh dan inovatif tidak akan bisa diperoleh jika mindset mu masih memakai yang lama. Inilah pentingnya kamu selalu up to date  dengan berita-berita terkini supaya tidak terjebak dalam ego sendiri. 

4. Manfaatkan Mind Mapping

Menganalisis masalah kalau cuma sekedar membayangkan akan susah. Akan lebih mudah kalau kamu memvisualisasikannya secara sistematis yaitu lewat mind mapping . Sebuah metode yang mana kamu menentukan apa rumusan masalah utama/ide pokok yang akan digali lewat ide-ide penjelas yang lebih spesifik. 

5. Proaktif Meminta Saran

Tidak hentinya artikel ini menekankan bahwa kamu tidak mungkin bisa mengerjakan sesuatunya sendiri. Kamu terlalu terbatas untuk memikirkan semuanya sehingga tetap perlu sudut pandang dari orang lain. Bisa jadi mereka memiliki pandangan yang selama ini tidak terpikirkan olehmu. 

Dengan demikian, jangan ragu untuk selalu meminta pendapat dari rekan-rekan satu tim lalu catat secara rapi. Kamu tidak tahu kapan ide dari mereka akan sangat membantu. 

Contoh Problem Solving Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Supaya kamu mendapatkan gambaran yang lebih jelas maka inilah beberapa contoh problem solving  yang bisa kamu jadikan inspirasi

Contoh Problem Solving di Sekolah

Seorang wali kelas bernama Bu Tuti bingung melihat salah satu muridnya bernama Budi. Ia yang biasanya ceria dan antusias mengikuti pelajaran jadi pemurung bahkan jarang masuk sekolah. Banyak guru-guru lain melaporkan hal yang sama kepada wali kelas. 

Setelah menelisik lebih lanjut dengan menanyai teman sekelas dan orang tua, ternyata yang menjadi penyebabnya adalah bullying . Budi seringkali mendapat perundungan dari kakak kelas yang bernama Tono dan mengancam akan menyiksa lebih lagi apabila ia melapor. Oleh karena itulah Budi takut melapor dan melarang orang tuanya menginformasikan ini kepada sekolah.

Bu Tuti tidak langsung memanggil Tono tapi beliau mendatangi rumah Budi dahulu untuk mengembalikan motivasinya agar mau masuk sekolah lagi. Di samping itu, juga meminta orang tua Budi dan Tono ke sekolah.

Keesokan harinya, Bu Tuti menyampaikan semua kelakuan Tono kepada orang tuanya. Tono hanya diberi peringatan keras, tidak dihukum. Beliau juga mengumumkan agar setiap murid lain saling mengawasi agar tidak tidak terjadi bullying lagi. 

Contoh Problem Solving di Kampus

Doni adalah seorang mahasiswa yang berkuliah di sebuah universitas daerah Jakarta semester akhir. Ia resah karena dosen pembimbingnya Pak Eliezer susah sekali untuk ia kontak. Meskipun ia sudah cukup aktif menghubungi WA sang dosen dengan sopan tapi hanya dibaca saja. Setiap dibalas pun, beliau selalu mengatakan sedang sibuk.

Ada memang waktu di mana Doni berhasil untuk bimbingan tapi sang dosen terlihat ogah-ogahan.  Tidak pasrah begitu saja dengan keadaan, Doni melaporkan masalahnya ini kepada ketua jurusan Bu Ema. Menerima laporan tersebut, Bu Ema segera mempertemukan Doni dan Pak Eliezer untuk membicarakannya.

Dari situ diketahui bahwa Pak Eliezer bersikap demikian karena di luar kampus, ia juga merupakan seorang konsultan. Ia sedang ada project yang cukup besar sehingga lebih fokus ke situ. Mendengar respon ini Bu Ema menegur Pak Eliezer, mengapa tidak menyampaikan dari awal.

Selanjutnya beliau memberikan pilihan mau terus membimbing Doni dan berjanji profesional atau melepaskan diri dengan konsekuensi ada sanksinya. Menimbang-nimbang, Pak Eliezer memutuskan untuk tetap membimbing. Sejak itu beliau jadi bersikap lebih baik kepada Doni.  Kamu telah mengerti sekarang problem solving adalah seperti apa dari berbagai sisi pembahasan. Oleh karenanya kini jangan malas, pacu dirimu sampai bisa menguasai skill ini.

Apakah Konten ini Bermanfaat untukmu?

Berikan Rating untuk Konten ini

Average rating / 5. Vote count:

  • Manajemen Waktu: Pengertian, Manfaat dan Prinsipnya
  • Fungsi, Prospek Kerja dan Pengertian Manajemen Adalah
  • Supervisor Adalah: Fungsi, Tugas dan Tanggung Jawabnya

Apa itu Toxic Positivity? Contoh, Dampak & Cara Atasinya

Personal Branding: Manfaat, Contoh dan 6 Cara Membangunnya

Berkolaborasi dalam program, maupun kegiatan lainnya untuk bersama memajukan perkembangan talenta digital dan startup Indonesia.

Ngalup Collaborative Network

  • Panduan Brand Guideline Social Media
  • Content Plan dan Rahasianya

problem solving process facilitator adalah

Mengenal Problem Solving Facilitator Perusahaan

Setiap perusahaan pasti kerap mengalami krisis, yang sudah tentu akan berafiliasi terhadap kelanjutan usaha sebuah perusahaan. Bagi perusahaan terbuka, tentu hal ini akan berefek pada kepercayaan stakeholder dan para investor. Disnilah dibutuhkan, inisiatif seorang Public Relations (PR) untuk menjaga kepercayaan ditengah krisis yang dialami perusahaan.

Kesadaran seperti ini, juga dapat diartikan sebagai peluang yang baik bagi seorang PR dalam sebuah perusahaan untuk memainkan perannya. Terlebih dengan era kemajuan teknologi media seperti sekarang ini, semua orang akan dengan mudah dan cepat mendapatkan dan menyampaikan informasi krisis ke seluruh penjuru. Berita mengenai krisis, isu miring, atau pun berita negatif akan dengan cepat menyebar ke mana-mana. Teknologi internet yang kini menjadi bagian dari kehidupan kita menyebabkan mudahnya memperoleh informasi.

Pada dasarnya ada dua macam kemungkinan krisis. Pertama, yang bisa diperhitungkan, dan kedua, yang tidak bisa diperhitungkan. Yang bisa diperhitungkan, berkaitan erat dengan karakteristik atau bidang kegiatan yang digeluti oleh suatu organisasi. Sedangkan yang tidak bisa diantisipasi adalah krisis eksternal yang juga sama-sama berbahaya.

Perusahaan harus membentuk tim khusus yang dapat membantu memecahkan masalah, baik dari segi strategi bisnis maupun dari segi membangun kepercayaan positif pada publik. Seorang PR biasanya akan lebih besar porsinya dari segi membangun kepercayaan publik. Pada bagian ini, menjadi hal yang cukup penting untuk kelanjutan usaha sebuah perusahaan.

Seorang PR harus mampu membuat strategi untuk mempertahankan kepercayaan publik, melalui penyampaian yang baik dan mudah dicerna. Karena dari sini, akan berefek juga pada minat investor untuk membantu perusahaan di tengah krisis yang tengah di alami. 

Tugas utama yang harus dilakukan oleh tim krisis adalah melakukan identifikasi krisis dan menentukan langkah-langkah apa yang harus dilakukan. Semua tim harus bisa menjelaskan pesan-pesan komunikasi yang sudah disepakati. Tim manajemen krisis harus menghindari pernyataan off the record .

Selain itu, penting juga bagi PR untuk membuat strategi dalam berhubungan dengan media. Karena hal demikian akan menjadi salah satu kunci penting, bagaimana PR dapat mengambil peranannya dengan baik.

Selain media, stakeholder lainnya juga penting untuk dihadapi secara khusus. Banyak pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan krisis pasti akan diajukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Tim juga harus bisa menjelaskan hal yang sama kepada stakeholder.

Untuk memuluskan program PR, bisa pula dihadirkan pihak ketiga yang dianggap kompeten dan netral. Pihak ketiga ini bisa perorangan maupun organisasi yang dianggap bisa memberikan opini yang independen, namun menguntungkan.

Disinilah peranan lobbying yang seharusnya selalu dilakukan oleh PR menjadi sangat berarti. Pentingnya peranan PR dalam menghadapi isu atau krisis jelas tidak bisa diragukan lagi. Pasalanya, isu yang di diamkan begitu saja akan semakin berkembang dan krisis akan semakin membesar.(DD)

KORPORASIANA

Data perusahaan.

  • DailySocial TV
  • Selasa Startup
  • Privacy & Policy
  • Term of Services

Logo Biznet

Copyright©2020. PT Digital Startup Nusantara

Artificial Intelligence

Funding News

Founders Tips

New Economy

Tips & Trick

ENTERTAINMENT

  • Terms of Services
  • Q1 2024 Funding
  • Agri Sparta

Problem Solving: Pengertian, Proses, dan Metodenya

Problem solving adalah proses penyelesaian suatu masalah.

Tiffany Revita - 24 February 2023

Copy link Link copied!

Problem Solving pada Rubik / unsplash

Problem solving merupakan salah satu skill penting yang diperlukan dalam dunia kerja. Pasalnya, problem solving berkaitan erat dengan kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah dan menemukan solusi terbaik sebagai bentuk penyelesaiannya.

Namun, problem solving tidak hanya berguna untuk diterapkan dalam hal pekerjaan saja, tetapi juga dapat digunakan untuk memecahkan suatu masalah dalam kehidupan sehari-hari. Lantas, bagaimana prosesnya dan seperti apa metode yang digunakannya?

Simak penjelasan selengkapnya dalam artikel ini!

Apa Itu Problem Solving ?

Pada dasarnya, problem solving adalah sebuah cara untuk menemukan solusi dari sebuah masalah. Menurut Oemar Hamalik, problem solving merupakan suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah.

Kemampuan ini berkaitan dengan berbagai hal, seperti kemampuan mendengar, menganalisa, meneliti, kreativitas, komunikasi, kerja tim, hingga pengambilan keputusan. Tujuannya, agar sebuah masalah dapat dipecahkan secara efektif berdasarkan data serta informasi yang akurat.

Proses Problem Solving

Dalam prosesnya, ada empat tahapan dasar problem solving , yakni:

1. Mengidentifikasi Masalah

Langkah pertama dalam proses problem solving adalah mendefinisikan sebuah masalah berdasarkan gejala yang ada. Pasalnya, sebuah masalah biasanya dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Faktor-faktor tersebut harus diuraikan terlebih dahulu dengan cara identifikasi agar penyelesainnya dapat dilakukan dengan baik.

2. Menemukan Solusi Terbaik

Problem solving bertujuan untuk menemukan solusi terbaik atas sebuah masalah. Untuk mendapatkan hal tersebut, diperlukan pemahaman yang mendalam mengenai masalah tersebut agar dapat terselesaikan secara efektif.

3. Melakukan Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap paling akhir dalam proses problem solving . Dalam tahap ini, solusi yang sudah diputuskan sebelumnya dapat diterapkan. Namun, hal tersebut tidak hanya sampai di situ saja, karena solusi tersebut juga harus ditindaklanjuti agar dapat menyelesaikan masalah secara menyeluruh.

Metode Problem Solving

1. brainstorming.

Brainstorming merupakan metode problem solving yang paling banyak digunakan oleh orang-orang. Pasalnya, metode ini efektif untuk digunakan sebagai pemecahan masalah melalui solusi kreatif.

Prosesnya adalah setiap orang harus menyampaikan ide-ide maupun pendapat yang kemudian dapat diolah menjadi satu solusi utama.

2. 6 Thinking Hats

Dalam metode ini, setiap orang akan mencoba memberikan penyelesaian terhadap suatu masalah dari beragam perspektif. Caranya adalah dengan mengelompokkan ide-ide yang ada ke dalam daftar pro-cons. Dengan begitu, kamu bisa melihat ide mana yang memiliki kelebihan yang paling banyak.

3. The 5 Whys

Metode ini dilakukan dengan cara meng-highlight masalah yang ingin dipecahkan. Kemudian, cari tahu jawaban mengenai “mengapa” masalah tersebut bisa terjadi sebanyak lima kali hingga kamu mendapatkan jawaban yang objektif tentang pertanyaanmu.

4. Lightning Decision Jam

Metode ini memungkinkanmu untuk menulis berbagai hal, mulai dari tantangan, kekhawatiran, hingga kesalahan dalam sebuah catatan kecil. Dengan hal tersebut, kamu bisa memilih masalah mana yang ingin diselesaikan terlebih dahulu dengan melihatnya dari sudut pandang baru. Dengan begitu, penyelesaian masalah dapat dilakukan secara tertatur.

5. Failure Mode and Effect Analysis

Terakhir, metode ini digunakan untuk menganalisis setiap elemen dari strategi bisnis serta kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi. Dengan begitu, kamu bisa menemukan solusi dari masalahmu serta langkah preventif untuk mencegahnya secara lebih mudah.

Nah, itulah penjelasan mengenai problem solving . Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa problem solving merupakan kemampuan pemecahan masalah yang dilakukan dengan proses yang cukup panjang.

RELATED COVERAGE

Menerka Prospek Startup AI di Indonesia

Menyimak Data Fintech Lending 2023, Sinyal Positif Pertumbuhan Industri

Tags: Problem Solving proses problem solving metode problem solving

RECOMMENDED COVERAGE

28 November 2023

24 November 2023

1 June 2023

Review Order

Payment Details

Subscribe Monthly

Total Payment

By clicking the payment method button, you are read and agree to the terms and conditions of Dailysocial.id

 alt=

Check the box to Create your Account

Login to your account

Forgot Password?

To reset your password, please input email of your DailySocial.id account.

Reset Password

Reset link sent!

Thanks! You’ve been emailed a password reset link.

Create your account

Create Account

Check your email to verify!

If you didn’t receive an email in your inbox, check your spam folder.

We've emailed you a temporary password.

Stay connected with us and get full features in our platform. Community and Information can be fully open.

No, thank you.

  • CPS Training
  • CPS Facilitation

Site Sponsor

Site author.

Paul Reali, MS, MBA OmniSkills Founder & Principal 336.926.8833 * E-mail Paul

PLEASE READ: Permissions to Use Site Content

We encourage you to use the content you find on this site, in accordance with the Creative Commons license specified here, and on each page:

Click the image above for a description of these terms. For additional permissions (e.g., to license the work for commercial use), go here .

CPS FACILITATION

Creative Problem Solving (CPS) is a deliberate process for solving problems or finding opportunities, used when you want to go beyond conventional thinking and arrive at creative (novel and useful) solutions. (You can see an illustration of the model here .)

When facilitating CPS, the most important word in the description above is "deliberate." Whenever CPS is used, someone is responsible for facilitating the process; that is, for making process-related decisions, for using the process correctly and effectively, and for assuring that the goal is reached - that a novel, useful, and implementable solution is found.

TYPES OF CPS FACILITATION

For all types of CPS facilitation, an important distinction is between process and content. Process concerns the use of the process to achieve the client's goals. Content refers to the subject matter: the issue at hand about which CPS is being used.

Facilitating for yourself. Once you have a good grasp of the CPS methodology, you can facilitate yourself through the process to help in your own thinking and problem solving. In this situation, you are involved in both process and content. It is helpful to try and keep the two aspects separate in your mind, so that at any moment you are focused on one or the other.

Facilitating for one person. Someone with good CPS skills can serve as facilitator for another person (we call that person the client), to help that person with his or her thinking. In this situation, this client is responsible for content, and the facilitator is responsible for process. Because the client is working without a resource group, the facilitator will behave both as a process expert and as a kind of coach. As with all good coaching relationships, it is not the facilitator's role to provide answers to the client, but rather to serve as a guide to good thinking.

Facilitating for your own group. If you have strong CPS facilitation skills, you can serve as facilitator for your own work group. In this situation, it is likely that the entire group is the client - which makes you part client, part facilitator, and which unavoidably intermingles process and content. The secret to success in this role is to be the process expert but not to elevate that role into also being the content expert. In other words, just because you are the one with the marker does not mean that you are the best ideas.

Facilitating for an external group. Ideally, a group facilitator is completely neutral, and works solely on process, leaving content issues to the client (the problem owner) and the resource group. In this situation, the CPS facilitator is the process expert, serving the client's content needs through effective application of the process - and staying out of the content.

FACILITATOR BEHAVIORS

How would you know a good facilitator when you saw one? Here are a list of positive actions and behaviors you will see from successful CPS facilitators.

  • Flexible: adapts the process to the situation
  • Knowledgeable: knows the process and how to use it
  • Neutral: stays in the process and stays out of the content
  • Inclusive: encourages participation from all group members
  • Prepared: meets with the client to gather data, to determine if CPS is the right process, and to determine the initial direction
  • Organized: for group sessions, has all materials ready and at hand before the session begins
  • Responsible: has the best interests of the client in mind, and ensures that the client's needs are met; remembers that the client knows best
  • In control, but not controlling: manages the group, the process, and the time, but is transparent to the outcome
  • Pays attention: is aware of group dynamics, energy levels, and the client's needs

A TYPICAL CPS GROUP FACILITATION

Group CPS facilitation begins with a confidential client meeting, in which the facilitator helps the client assess the situation, gathers key data, and determines what CPS stage would be the appropriate starting place. (It is not necessary to use all of the process stages; each situation is different.) Also covered: advice on selecting a resource group, session logistics, CPS session roles , and other considerations, such as whether CPS is the right approach.

CPS is a good fit when the client has ownership of the issue (that is, the right and the ability to address the problem); is motivated to take action (otherwise the process results are wasted); and welcomes imaginative thinking (otherwise the process results will be unusable).

A CPS session brings together the client, a resource group, and the facilitator, to work on the client's behalf. The facilitator guides the session and makes process decisions (which stage? which tool? for how long? what's next?) while continuously checking in with the client to make sure the process is meeting the client's needs.

The goal of a group session will depend on the situation, and each is unique. For instance, the client meeting may show that the situation is not as far along, and the group session will focus on the broad need to Imagine the Future . Or, the client meeting may show that the desired future state has been identified, so that the focus of the group session will be on Finding the Questions that, if answered, will help reach the desired future state. Or, if the client meeting shows that there is in place a concise question, the group session will begin with Generating Ideas . If one or more good ideas have been generated, it may be time to Craft Solutions .

At the end of the session, the facilitator will help the client determine the next steps, which may be within the CPS process (if more work is to be done for which CPS will be helpful), or outside of the process, or using another process.

IS CPS RIGHT FOR YOU?

CPS is right for you if you want new thinking, new ideas, and new solutions. It is if you find you are stuck, if you can't solve a certain problem, or set of problems. It is if you aren't even sure what the problem is. It is if you are missing opportunities. It is if you want to take advantage of the opportunities before you.

Here are some choices:

  • Learn more about roles in a CPS session .
  • Return to the CPS overview .
  • Download some worksheets and toolsheets and dive in.
  • Ask a question or disucss a facilitation need by emailing OmniSkills .

problem solving process facilitator adalah

Problem Solving Adalah: Manfaat, Proses, Contoh, dan Tips Meningkatkannya

Little professor solving math problem on blackboard

Problem Solving Adalah

Manfaat problem solving, proses problem solving dan contohnya, tips meningkatkan kemampuan problem solving.

Secara bahasa, problem solving adalah penyelesaian masalah. Kenali lebih dalam apa maksud dari problem solving, apa saja manfaatnya dan bagaimana prosesnya. Kita akan ulas pula tips meningkatkan kemampuan problem solving beserta contohnya.

Problem solving adalah kemampuan menyelesaikan masalah dengan pengambilan keputusan yang tepat. Berdasarkan buku Konsep Adversity & Problem Solving Skill yang disusun Risma Anita Puriani dan Ratna Sari Dewi, problem solving merupakan salah satu soft skill yang harus dimiliki seseorang.

Untuk mampu memecahkan masalah, orang harus bisa berpikir positif, logis dan sistematis. Kemampuan ini juga berkaitan dengan soft skill lainnya, seperti kemampuan analisis, inovasi, kerja sama tim, komunikasi dan pengambilan keputusan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir dari jurnal penelitian di Universitas Kristen Satya Wacana, problem solving adalah keterampilan intelektual yang diperoleh dari hasil belajar. Pentingnya kemampuan ini antara lain bisa dilihat dari banyaknya perhatian berbagai aliran psikologi terhadap problem solving skill.

Kegiatan keilmuan atau pendidikan tentang pemecahan masalah sebenarnya sudah lama berkembang di berbagai negara, yakni mulai tahun 1927. Selama ini pun sudah berkembang berbagai teori, model, desain, strategi, teknik, dan evaluasi pembelajaran tentang problem solving.

Kemampuan problem solving ini memiliki banyak manfaat. Berikut ini beberapa manfaat yang dilansir dari realprojects.org dan penelitian UIN Sunan Gunung Djati.

1. Memperbaiki yang Rusak

Dalam hidup, kita pasti selalu menemui masalah, baik di rumah, sekolah, atau tempat kerja. Masalah bisa saja membuat sesuatu menjadi rusak bahkan hancur. Misalnya masalah di perusahaan yang mungkin bisa membuat bangkrut, atau masalah dengan teman yang membuat hubungan rusak. Seseorang dengan kemampuan problem solving dapat memperbaiki sesuatu yang rusak menjadi baik.

2. Kemampuan Manajemen Risiko

Menyelesaikan masalah biasanya diikuti dengan pertimbangan manajemen risiko. Sering kali masalah memiliki banyak risiko yang harus dihitung agar dampak positif bisa lebih besar daripada dampak negatifnya.

3. Stabilitas Emosi

Semakin sering orang menghadapi masalah dan berhasil menyelesaikannya, maka akan mendapatkan kecerdasan emosional yang tinggi sehingga memperoleh stabilitas emosi.

4. Semakin Kreatif dan Kritis

Semakin beragam masalah yang kita tuntaskan, kita akan semakin kreatif. Sebab dalam proses pemecahan masalah, kita dituntut mencari jalan dengan pemikiran kritis. Di situlah proses kreatif akan tercipta.

5. Terampil Mengambil Keputusan

Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan seperti dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Mungkin kita tak selalu mengambil keputusan secara tepat. Seiring banyaknya masalah yang dihadapi, kita akan semakin terampil mengambil keputusan.

6. Memperluas Pengetahuan

Masalah akan menuntun kita pada pengetahuan-pengetahuan baru yang mungkin belum pernah kita temui. Jika kita mau belajar dari masalah, tentu pengetahuan kita akan semakin luas. Pengetahuan akan suatu masalah yang sudah kita kuasai pun dapat kita bagi kepada orang lain sehingga menjadi lebih bermanfaat.

Pemecahan masalah dilakukan melalui beberapa tahap atau proses. Berikut ini sejumlah proses problem solving dan contohnya, seperti dirangkum dari buku Ruslia Isnawati berjudul Pentingnya Problem Solving Bagi Seorang Remaja dan Universitas Sampoerna.

1. Definisi Masalah

Tahap paling pertama adalah mendefinisikan masalah. Anda harus mencari tahu, apa sebenarnya inti dari masalah itu dan dari mana sumbernya. Misalnya ketika menghadapi masalah kinerja karyawan yang menurun, Anda harus tahu apa penyebabnya. Untuk menelusuri ini mungkin tidak mudah, tetapi harus dilakukan mendalam.

2. Identifikasi Masalah

Setelah mengetahui akar masalahnya, maka identifikasi dan petakan hal-hal yang berkaitan dengan masalah itu, seperti dampak langsung dan tidak langsung, siapa saja yang terlibat. Misal pada masalah di atas, ternyata diketahui penyebabnya ada beberapa hal, yaitu komunikasi yang kurang efektif dan adanya konflik beberapa orang. Pada tahap ini, mungkin Anda harus memanggil beberapa orang untuk dimintai keterangan.

3. Cari Alternatif Solusi

Dari hasil identifikasi, kita akan menemukan beberapa alternatif solusi. Beberapa solusi pada kasus di atas misalnya melakukan rotasi pegawai, mengeluarkan pegawai yang menjadi sumber masalah, melakukan kegiatan santai bersama, atau mungkin membuat peraturan baru.

4. Pilih Solusi Terbaik

Dari alternatif solusi yang muncul, Anda bisa memilih solusi terbaik. Pada tahap ini, Anda dituntut bisa melakukan manajemen risiko dan mengambil keputusan yang tepat. Dalam kasus tadi, jika masalahnya masih ringan mungkin bisa ditangani dengan melakukan kegiatan santai agar pikiran seluruh pegawai kembali segar, baru kemudian diberi pemahaman agar konflik mereda dan kembali bekerja seperti seharusnya.

5. Terapkan dan Evaluasi

Setelah memilih solusi yang dianggap terbaik, terapkan sesuai rencana. Setelah berjalan, lakukan evaluasi apakah sudah efektif. Lakukan perbaikan-perbaikan lagi jika diperlukan.

Kemampuan problem solving sebetulnya akan meningkat dengan sendirinya seiring banyaknya pengalaman menghadapi masalah. Berikut ini ada beberapa tips meningkatkan kemampuan problem solving yang dirangkum dari buku Berdamai dengan Quarter Life Crisis yang disusun Jewellius Kistom M dan situs hayz.net.nz.

1. Tambah Pengetahuan

Untuk bisa memecahkan masalah dalam pekerjaan misalnya, diperlukan pengetahuan yang banyak karena hal itu merupakan salah satu cara meningkatkan kemampuan problem solving. Memperbanyak pengetahuan teknis dalam bidang pekerjaan yang digeluti tentu membuat lebih mudah mengatasi masalah yang sedang dihadapi.

2. Ikut Terlibat dalam Pemecahan Masalah

Jika terjadi masalah di lingkaran Anda, cobalah ikut terlibat dalam memecahkan masalah. Anda mungkin bisa ikut mengidentifikasi masalah dan memberikan saran solusi kepada pengambil keputusan.

3. Sering Berdiskusi

Sering-seringlah berdiskusi dengan siapa pun. Diskusi tidak selalu formal, tetapi bisa juga mengobrol dengan teman untuk membahas suatu masalah. Dengan berdiskusi, Anda akan mendapatkan pandangan baru yang mungkin tidak Anda pikirkan. Hal ini mungkin bermanfaat suatu hari nanti.

4. Lakukan Aktivitas Kreatif

Banyak aktivitas kreatif yang bisa kita lakukan, misalnya menulis cerita, membuat lagu, membaca buku, mendaur ulang barang, bermain musik, olahraga, dan bermain game dengan level bertingkat.

Mungkin aktivitas ini tidak berkaitan langsung dengan pemecahan masalah di dunia nyata, namun otak kita akan mampu berpikir kreatif sehingga dapat menemukan solusi-solusi yang tak terpikirkan.

Nah itulah tadi penjelasan lengkap mengenai problem solving yang merupakan kemampuan penting bagi setiap orang, beserta manfaat, proses, contoh dan tips meningkatkannya. Semoga bermanfaat.

20D

Pesona Wisata Sumenep: Pantai, Sejarah, dan Tradisi

Hasil riset: prabowo diragukan bisa bereskan utang dari era jokowi, 10 contoh ceramah tentang 1 muharram 1446 h, sambut tahun baru islam, ruu penyiaran kebutuhan atau kepentingan, kpi beberkan alasannya, 9 contoh khutbah jumat menyambut bulan muharram 2024, singkat-penuh makna, modifikasi wuling air ev ini bikin gemas, mengunjungi the black dog, pub yang jadi referensi lagu baru taylor swift.

Perempuan di Tengah Ketimpangan Akses Air Bersih Jakarta

Building Effective Teams , Retreat and Meeting Facilitation

Lean Facilitators: What they do and what they need to know

More and more organizations are discovering the need for trained facilitators as they move in the direction of implementing continuous process improvement (CPI), Lean, and Six Sigma. In this blog I will refer to this position as Lean facilitator. The purpose of this blog is to (a) describe the roles and responsibilities of Lean facilitators , (b) describe the areas of knowledge and skill that Lean facilitators should possess , and (c) provide resources for building both .

problem solving process facilitator adalah

What does a Lean facilitator do ?

The answer varies by organization. In general, the Lean facilitator will do some or all of the following:

  • Expedite the continuous improvement process
  • Design seminars and workshops
  • Teach and use the traditional problem solving skills including: brainstorming, cause and effect diagrams, Pareto analysis, 5 Whys, 5 S housekeeping, P-D-C-A problem solving, and related topics
  • Participate on the CPI/Lean leadership team
  • Provide process critique and feedback for individual managers and for groups
  • Conduct value stream maps/workflow analysis
  • Apply statistical process control concepts
  • Consult with individual managers
  • Lead Kaizen events
  • Facilitate teams and task forces

Where can a Lean facilitator find training?

There are a number of organizations that offer high quality training. We provide in house facilitator training events . Other organizations that offer proven facilitator training include:

  • Productivity Inc.
  • TBM Consulting Group

What does a Lean facilitator need to know?

Above I described the role of the CPI/Lean facilitator in an organization. Here, I have identified the key knowledge areas a Lean facilitator must know to be effective. If your organization is implementing Lean or considering the use of internal process improvement teams, you can use the areas below to aid your facilitator selection process. Specifically, when considering internal candidates that would make ideal facilitators, rate them on the extent to which they have knowledge and experience on the areas below:

  • Organization design and change
  • Continuous improvement process/Lean/Six Sigma theory and practice
  • Team building, group dynamics, and process facilitation
  • Seminar and workshop design and implementation
  • Workflow analysis and related industrial engineering techniques
  • Statistical process control
  • Coaching techniques
  • Measurement systems and their implementation
  • Productivity analysis
  • Statistical process control work including charts and graphs

Resources for Lean facilitator skills

An excellent resource on facilitation skills is the International Association of Facilitators Handbook of Group Facilitation by Sandy Schuman. This book focuses on skills for facilitating any problem solving team whether the focus is continuous improvement or some other topic. A resource that focuses on the CPI/Lean topics is The Toyota Way Fieldbook by Liker and Meier. Happy Facilitating!

– Dr. Peter Scontrino

Related Stories

Conflict Resolution and Mediation , Building Effective Teams

How to Handle Difficult Conversations

Building Effective Teams

How to Get Along at Work: Cultivating Positive Relationships with Co-Workers

Ready to take your organization to the next level.

Get In Touch

footer-person-4

  • Leadership Development
  • Team Building
  • Operational Excellence
  • Case Studies

problem solving process facilitator adalah

Training for Individuals & Teams

  • The Effective Facilitator
  • Secrets to Facilitating Strategy
  • Virtual Meetings Courses
  • Facilitator Certification Prep
  • Advanced Facilitation Skills
  • From Management to Leadership
  • The Seven Separators of Facilitation Excellence
  • Advanced Strategies for Virtual Engagement
  • Strategies for Managing Business Relationships
  • Facilitating Masterful Meetings
  • Mastering Hybrid Meetings
  • The Facilitative Consultant
  • The Engaging Trainer
  • From Classroom to Virtual
  • On-Demand Learning
  • Explore All Training
  • Meeting Facilitation
  • Strategic Planning

Register for Courses

Shop products.

></center></p><p>Facilitation | May 24</p><h2>The 8 Roles of a Facilitator</h2><p>As a facilitator, you play a crucial role in leading group discussions and decision-making processes. To be successful, you must master eight distinct roles that require a diverse set of skills and qualities. In this blog post, we will dive into the 8 roles of a facilitator and share tips and techniques for mastering each one.</p><p>Scroll down to continue reading</p><h2>Contact Me About Training</h2><p>Get More Tips Like These!</p><p>Sign Up for Our Newsletter</p><h2>8 Roles of a Facilitator</h2><p>Role #1: facilitator as guide.</p><p>As a guide, it’s your responsibility to know the steps of the process that the group will execute from beginning to end. You must carefully guide the participants through each of the steps. To excel in this role, be sure to:</p><ul><li>Understand the purpose and objectives of the session</li><li>Clearly communicate the steps of the process to the group</li><li>Monitor progress and adjust the pace as needed</li><li>Keep the group focused and on track</li></ul><p>The Facilitator’s Role in Guiding the Group</p><p>The first role of a facilitator is to guide the group through each step of the process. A facilitator needs to have a clear understanding of the goals and objectives of the session, the desired outcomes, and how to achieve them. By being well-prepared and organized, the facilitator can ensure that the group stays on task and focused.</p><p>For example, a facilitator leading a team-building session might start by establishing ground rules and expectations, then move into icebreakers to help everyone get comfortable. Next, they might guide the group through exercises designed to build trust and collaboration, and finally end with a debrief to discuss what was learned and how it can be applied in the workplace.</p><h2>Role #2: Facilitator as Motivator</h2><p>As a motivator, you must ignite a fire within the group, establish momentum, and keep the pace. Here are some tips for excelling in this role:</p><ul><li>Start with a rousing opening statement that sets the tone for the session</li><li>Use energizers and icebreakers to keep the energy level high</li><li>Encourage participation and engagement from all members</li><li>Keep the momentum going with timely breaks and refreshments</li></ul><p>The Facilitator’s Role in Motivating the Group</p><p>The second role of a facilitator is to motivate the group. A skilled facilitator knows how to create an engaging and energizing environment that encourages participation and fosters collaboration. This might involve starting with an attention-grabbing activity or using humor to break the ice. Throughout the session, the facilitator can use a variety of techniques to keep the group engaged, such as asking thought-provoking questions, using visual aids, or incorporating movement into the activities.</p><p>For example, a facilitator leading a brainstorming session might begin by setting the stage with a compelling problem statement and then using a variety of ideation techniques to spark creativity and encourage participation. By keeping the energy level high and the momentum going, the facilitator can help the group generate a wide range of ideas and solutions.</p><h2>Role #3: Facilitator as Bridge Builder</h2><p>As a bridge builder, you must create and maintain a safe and open environment for sharing ideas. To excel in this role, consider the following:</p><ul><li>Build rapport and trust with participants</li><li>Encourage active listening and respect for diverse opinions</li><li>Use similarities to establish common ground and build consensus</li><li>Address conflicts and disagreements constructively</li></ul><p>The Facilitator’s Role in Building Bridges</p><p>The third role of a facilitator is to build bridges between people and ideas. In any group, there are likely to be diverse opinions and perspectives, and it’s the facilitator’s job to find common ground and create a sense of shared purpose. This might involve finding ways to connect seemingly disparate ideas or encouraging participants to look beyond their own viewpoints.</p><p>For example, a facilitator leading a strategic planning session might begin by asking participants to share their individual goals and objectives for the organization, then work to identify common themes and areas of overlap. By focusing on shared values and priorities, the facilitator can help the group develop a shared vision and strategy.</p><h2>Role #4: Facilitator as Clairvoyant</h2><p>As a clairvoyant, you must watch carefully for signs of potential strain, weariness, aggravation, and disempowerment, and respond in advance to avoid dysfunctional behavior. Here are some tips for excelling in this role:</p><ul><li>Read body language and facial expressions to gauge participants’ engagement and energy level</li><li>Monitor discussion for signs of disengagement or conflict</li><li>Anticipate potential challenges and plan accordingly</li><li>Use humor and levity to diffuse tension and keep the mood positive</li></ul><p>The Facilitator’s Role in Anticipating and Managing Conflict</p><p>The fourth role of a facilitator is to anticipate and manage conflict. In any group, there are likely to be moments of tension or disagreement, and it’s the facilitator’s job to ensure that these do not derail the session. This might involve using techniques such as active listening, reframing, or redirecting the conversation.</p><p>For example, a facilitator leading a meeting to resolve a dispute between two team members might begin by setting ground rules for respectful communication, then work to identify the underlying issues and help each person see the other’s perspective. By reframing the conversation in a way that emphasizes shared goals and interests, the facilitator can help the group find a constructive resolution.</p><h2>Role #5: Facilitator as Praiser</h2><p>As a praiser, you should praise participants for their effort, progress, and results. Here are some tips for excelling in this role:</p><ul><li>Recognize and acknowledge contributions from all members</li><li>Use specific examples to illustrate the impact of participants’ contributions</li><li>Reinforce positive behavior with positive feedback</li><li>Use praise to build confidence and motivation</li></ul><p>The Facilitator’s Role in Being a Praiser</p><p>In the praiser role, you should praise participants for the effort they put forth, the progress they make, and the results they achieve. Praise well, praise often, praise specifically.</p><p>For example, if a participant shares a particularly insightful comment, you might praise them for their critical thinking skills.</p><h2>Role #6: Facilitator as Peacemaker</h2><p>As a peacemaker, you must quickly step in, reestablish order, and direct the group toward a constructive resolution in case of a confrontation. Here are some tips for excelling in this role:</p><ul><li>Stay calm and composed in the face of conflict</li><li>Identify the root cause of the conflict and address it directly</li><li>Encourage open and respectful communication</li><li>Use active listening to diffuse tension and find common ground</li></ul><p>Although it is almost always better to avoid a direct confrontation between participants, should such an event occur, you must quickly step in, reestablish order, and direct the group toward a constructive resolution.</p><p>For example, if two participants have a disagreement, you might help them find common ground by asking each of them to share their perspective.</p><h2>Role #7: Facilitator as Taskmaster</h2><p>As a taskmaster, you are responsible for keeping the session on track. Here are some tips for excelling in this role:</p><ul><li>Set clear expectations and goals for the session</li><li>Monitor time and pacing to ensure completion of objectives</li><li>Redirect discussion if it goes off-topic or becomes irrelevant</li><li>Maintain a consistent level of detail throughout the session</li></ul><p>The Facilitator’s Role in Keeping the Session on Track</p><p>The seventh role of a facilitator is to keep the session on track. This involves being vigilant for any signs of distraction or disengagement and taking action to refocus the group. This might involve redirecting the conversation, summarizing key points, or clarifying the goals and objectives.</p><p>For example, a facilitator leading a training session on a new software application might begin by reviewing the learning objectives and then use a variety of techniques to keep the group engaged and focused, such as interactive quizzes or hands-on exercises. Throughout the session, the facilitator can monitor the group’s progress and adjust the pace and content as needed to ensure that everyone is on track.</p><h2>Role #8: Facilitator as Active Listener</h2><p>As a facilitator, you must use active listening to manage group discussions and ensure that everyone has an opportunity to be heard. You should ask open-ended questions that encourage participants to share their thoughts and feelings, and then listen carefully to their responses:</p><ul><li>Listen carefully to the discussion</li><li>Analyze and compare comments made by participants</li><li>Formulate questions that challenge the group and manage the discussion effectively</li><li>Use active listening skills such as clarifying, summarizing, and paraphrasing to ensure understanding</li><li>Remain neutral and avoid jumping to conclusions or making assumptions</li><li>Pay attention to nonverbal cues such as body language and tone of voice</li></ul><p>By fulfilling these roles effectively, facilitators can create a dynamic, engaging, and productive environment for groups to work in. Whether you’re facilitating a team-building session or a strategic planning retreat, mastering these roles is essential to your success as a facilitator.</p><p>Related: Video: 5 Reasons to take The Effective Facilitator</p><p>Download this image to print, share, and have a quick reference guide for mastering each role when you facilitate your sessions.</p><p><center><img style=

After fulfilling so many responsibilities, is there any wonder why facilitators are typically exhausted after a session?

About the Author

Michael Wilkinson is the trailblazing Founder of Leadership Strategies, renowned as the foremost provider of professional facilitators and facilitation training in the US. As a Certified Master Facilitator and a Certified Professional Facilitator, Michael’s expertise is in high demand as a trainer, facilitator, and keynote speaker. With a track record of leadership in the facilitation industry, including roles as past president of the Southeast Association of Facilitators, creator of the FindaFacilitator.com database, and founding board member of the International Institute of Facilitation, Michael is a leader in the industry.  Dive deeper into his wealth of knowledge through his acclaimed books, including The Executive Guide to Facilitating Strategy , The Secrets of Facilitation , The Secrets to Masterful Meetings , and CLICK: The Virtual Meetings Book .

  • Onsite Training
  • Open Enrollment
  • Virtual Facilitation & Training
  • Privacy Policy

Host a Public Class

GAS Schedule Contract GS10F-0435R

IMAGES

  1. The 5 Steps of Problem Solving

    problem solving process facilitator adalah

  2. Problem-Solving Strategies: Definition and 5 Techniques to Try

    problem solving process facilitator adalah

  3. 5 Steps Problem Solving Process Powerpoint Presentati

    problem solving process facilitator adalah

  4. Phases of problem solving and decision making processes [2, 3, 4

    problem solving process facilitator adalah

  5. Draw A Map Showing The Problem Solving Process

    problem solving process facilitator adalah

  6. 5 step problem solving method

    problem solving process facilitator adalah

VIDEO

  1. Kelas Kreatif #91 Fasilitator bukan Narasumber, Lalu?

  2. Peran Utama Fasilitator

  3. Solving radical equation..Olympiad Maths

  4. Hindari Tiga Hal

  5. STUDY SKILL : PROBLEM SOLVING

  6. 4. What does a facilitator do?

COMMENTS

  1. Problem Solving: Arti, Manfaat, Proses, dan Contohnya di ...

    Problem solving adalah proses yang memerlukan sejumlah soft skill. Sesuai dengan pengertian problem solving, kemampuan tersebut mencakup bagaimana kamu bisa mengidentifikasi permasalahan, menganalisis informasi yang terkait, berpikir kreatif, dan pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan berbagai faktor. ⁠

  2. Problem Solving: Arti, Metode, Contoh, Proses & Tips Pentingnya

    Seperti namanya, problem solving adalah sebuah kemampuan untuk mencari solusi atas segala halangan dari tujuanmu. Semakin baik kamu menguasai skill ini, semakin cepat dan efektif pula persoalanmu selesai.

  3. Peran Expert Prescriber dan Problem Solving Process ... - Neliti

    This study focuses PR government that has a function as an expert Presciber and Problem Solving Process Facilitator in strengthening the Government Relations function itself.

  4. Apa itu Problem Solving? Proses, Skill dan Metodenya

    Sesuai dengan terjemahannya, problem solving adalah aspek yang menunjukkan seberapa baik kamu dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang terjadi. Bagaimana kamu dapat melihat celah untuk menyingkirkan permasalahan yang menjadi penghambat dalam mencapai tujuan yang kamu inginkan.

  5. Mengenal Problem Solving Facilitator Perusahaan - Annual ...

    Mengenal Problem Solving Facilitator Perusahaan. Setiap perusahaan pasti kerap mengalami krisis, yang sudah tentu akan berafiliasi terhadap kelanjutan usaha sebuah perusahaan. Bagi perusahaan terbuka, tentu hal ini akan berefek pada kepercayaan stakeholder dan para investor.

  6. Problem Solving: Pengertian, Proses, dan Metodenya

    Menurut Oemar Hamalik, problem solving merupakan suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah. Kemampuan ini berkaitan dengan berbagai hal, seperti kemampuan mendengar, menganalisa, meneliti, kreativitas, komunikasi, kerja tim, hingga pengambilan keputusan.

  7. Creative Problem Solving (CPS) Facilitation

    Creative Problem Solving (CPS) is a deliberate process for solving problems or finding opportunities, used when you want to go beyond conventional thinking and arrive at creative (novel and useful) solutions.

  8. Problem Solving Adalah: Manfaat, Proses, Contoh, dan Tips ...

    Problem solving adalah kemampuan menyelesaikan masalah dengan pengambilan keputusan yang tepat. Berdasarkan buku Konsep Adversity & Problem Solving Skill yang disusun Risma Anita Puriani dan Ratna Sari Dewi, problem solving merupakan salah satu soft skill yang harus dimiliki seseorang.

  9. Lean Facilitators: What they do and what they need to know

    In general, the Lean facilitator will do some or all of the following: Expedite the continuous improvement process. Design seminars and workshops. Teach and use the traditional problem solving skills including: brainstorming, cause and effect diagrams, Pareto analysis, 5 Whys, 5 S housekeeping, P-D-C-A problem solving, and related topics.

  10. The 8 Roles of a Facilitator - Leadership Strategies

    The first role of a facilitator is to guide the group through each step of the process. A facilitator needs to have a clear understanding of the goals and objectives of the session, the desired outcomes, and how to achieve them.